Syekh Abu Nashr as-Sarraj -- rahimahullah -- berkata: Tawakal adalah kedudukan kerohanian yang tinggi dan mulia disisi.Allah, dan Allah swt telah memerintahkan untuk kita selalu bertawakal dan menjadikannya selalu seringan dengan iman.Sebagaimana firman-Nya:
"Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri." (Qs. Ibrahim: 12)
Di ayat lain Dia berfirman:
"Dan hanya kepada Allah-lah orang-orang mukmin hendaknya bertawakal." (Qs. Al-Ma'idah:11)
Setelah Allah menyebutkan tawakalnya semua orang yang bertawakal (secara umum),kemudian mengkhususkan tawakalnya orang-orang mukmin,kemudian berikut ini Allah menyebutkan tawakalnya orang-orang yang khusus:
"Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya." (Qs. Ath-Thalaq: 3).
Allah tidak mengembalikan mereka pada sesuatu selain Dia sendiri.Sebagaimana firman-Nya yang ditujukan kepada tokoh para rasul dan imam orang-orang yang bertawakal:
"Dan bertawakallah kepada Allah Yang Mahahidup (kekal) Yang tidak mati,dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya."(Qs. Al-Furqan:58)
Begitu juga firman-Nya:
"Dan bertawakallah kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat)." (Qs. Asy-Syu'ara': 217-8).
Tawakal terbahagi kepada Tiga Peringkat:
01. Tawakal Orang Mukmin
Maka orang-orang yang bertawakal terbagi dalam tiga tingkatan:Pertama,tawakalnya orang mukmin,dimana syaratnya ada tiga macam,sebagaimana yang dikemukakan oleh Abu Turab an-Naksyabi tatkala ditanya tentang tawakal,;
"Tawakal adalah melemparkan diri dalam penghambaan ('ubudiyyah),ketergantungan diri dengan Sang Maha Pemelihara (rububiyyah),dan tenang dengan kecukupan.Jika diberi akan bersyukur,jika tidak diberi tetap bersabar dan rela dengan takdir yang telah ditentukan."
Sebagaimana pula dikatakan oleh Dzun-Nun al-Mishri _ rahimahullah _ ketika ditanya tentang tawakal,;
"Tawakal ialah membiarkan diri untuk tidak mengatur dan melepaskan diri dari upaya dan kekuatan."
Sebagaimana pula yang dikatakan Abu Bakar az-Zaqqaq _ rahimahullah ,;
"Tawakal adalah mengembalikan sarana hidup yang cukup untuk sehari,dan menghilangkan segala kekhawatiran di esok hari."
Ruwaim _ rahimahullah _ ditanya tentang tawakal,lalu ia menjawab,;
"Percaya penuh pada janji Allah."
Sahl bin Abdullah _ rahimahullah _ pernah ditanya tentang tawakal,maka ia menjawab,"Tawakal ialah melepaskan diri untuk mengikuti irama Allah sesuai dengan apa Yang Dia kehendaki."
02. Tawakal Orang Khusus
Kedua,adalah tingkatan tawakalnya orang-orang khusus,sebagaimana yang dikatakan ole Abu al-Abbas Ahmad bin 'Atha' al-Adami _ rahimahullah,"Barangsiapa bertawakal kepada Allah bukan karena Allah, maka sebenarnya ia belum bertawakal kepada Allah sampai ia bertawakal kepada Allah,dengan Allah dan karena Allah.Ia hanya akan bertawakal kepada Allah dalam tawakalnya,bukan karena faktor atau sebab lain."
Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Ya'qub an-Nahrajuri _ rahimahullah _ saat ditanya tentang tawakal,;
"Tawakal ialah matinya nafsu tatkala hilang bagian-bagian kenikmatannya dari berbagai sarana (sebab) dunia dan akhirat."
Abu Bakar al-Wasithi _ rahimahullah _ juga mengatakan,;
"Dasar utama tawakal adalah karena merasa perlu.Dan tidak sekali-kali akan pernah meninggalkan tawakal dalam angan-angan dan cita-citanya.Sepanjang umurnya tidak pernah menoleh tawakalnya dengan rahasia hatinya meskipun hanya sekejap."
Mereka mengisyaratkan tentang hakikat tawakalnya orang-orang yang bertawakal dalam tingkatan khusus.
03. Tawakal Orang Khushuslul-khuhsuh
Ketiga,adalah tawakalnya orang-orang kelas paling khusus (khushushul-khuhsuh).Ini sebagaimana yang pernah dikatakan asy-Syibli _ rahimahullah - tatkala ditanya tentang tawakal,;
"Anda selaku milik Allah hendaknya sebagaimana tidak ada.Sementara Allah terhadap Anda sebagaimana tidak pernah sirna."
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian para Sufi, "Hakikat tawakal adalah tidak seorangpun dari makhluk-Nya ada yang sanggup berbuat sempurna.Sebab Yang Maha sempurna hanyalah Allah Azza Wajalla."
Abu Abdillah bin al-Jalla _ rahimahullah _ ditanya tentang tawakal,kemudian ia menjawab,;
"Berlindung diri hanya kepada Allah semata dalam segala kondisi"
Ketika al-Junaid ditanya tentang tawakal,maka ia menjawab,;
"Tawakal adalah bergantungnya hati kepada Allah swt."
Diceritakan dari Abu Sulaeman ad-Darani _ rahimahullah -,bahwa ia pernah berkata kepada Ahmad bin Abu al-Hawari,"Wahai Ahmad,sesungguhnya jalan akhirat itu banyak,sedangkan guru (syekh)mu banyak tahu tentang jalan-jalannya kecuali tawakal yang penuh berkah ini.Sesungguhnya saya tidak pernah mencium bau darinya.Tidak pula ada hembusan wangi darinya."
Sebagian kaum Sufi yang lain berkata, "Barangsiapa ingin melakukan tawakal dengan sebenarnya,maka hendaknya menggali kubur untuk dirinya,kemudian dirinya dikubur di dalamnya,dan melupakan dunia dengan segala isinya.Sebab tidak seorang makhlukpun yang sanggup melakukan tawakal dengan sempurna."
sebagai keterangan bermaksud mereka yang benar-benar berada dimaqam tawakal ini mereka telah membuang rasa ananiyah (akuan diri) dan sentiasa melihat ( Mushadah) meruqabah ( melihat dan merasakan kudrat iradat Allah) pada semua kondensi dan keadaan.
sebagai keterangan bermaksud mereka yang benar-benar berada dimaqam tawakal ini mereka telah membuang rasa ananiyah (akuan diri) dan sentiasa melihat ( Mushadah) meruqabah ( melihat dan merasakan kudrat iradat Allah) pada semua kondensi dan keadaan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan